Sunday, March 13, 2016

Inilah 5 Buku Novel Asli Indonesia Layak Baca dan Koleksi




Baru-baru ini terdapat berita di beberapa media online dalam dan regional yang memuat bahwa Indonesia merupakan negara kedua dari bawah dalam budaya membaca. Lebih tepatnya, Indonesia menduduki peringkat ke 60 dari 61 negara yang terdata, satu tingkat di atas Bostwana. Untuk kawasan ASEAN sendiri, Indonesia menduduki peringkat ke-empat atau terakhir setelah Singapura (36), Malaysia (53), dan Thailand (59). Sementara negara ASEAN lainnya tidak tercatat karena kurangnya data.

Sebenarnya penelitian yang dilakukan oleh Central Connecticut State University ini meliputi 200 negara di seluruh dunia, namun akibat dari kurangnya data dan tidak memenuhi syarat penelitian, negara tersebut dipangkas hingga 61 saja. Oleh sebab itu mengapa hanya 4 negara ASEAN saja yang ada di daftar tersebut. Penelitian ini memuat 5 kategori diantaranya ukuran dan jumlah perpustakaan serta keterbacaan surat kabar di masing-masing negara. 

Menurut John Miller, presiden dari Central Connecticut State University, kesejahteraan ekonomi suatu negara ada hubungannya dengan melek huruf atau budaya membaca masyarakatnya. Masyarakat yang tidak membudayakan membaca seringkali bermoral rendah, pikiran dan tubuhnya tidak 'berisi', menekan hak asasi manusia dan harga diri, brutal, dan kasar. 

Berita ini sungguh membuat kita miris sebagai bangsa Indonesia. Apakah benar kita menempati urutan rendah dalam hal moral? Untuk menjawab pertanyaan tersebut tentunya kita harus berkaca tertutama pada diri sendiri, apakah benar moral kita rendah akibat kurang membaca?

Membaca seperti diungkapkan di atas secara tidak langsung membuat pikiran kita menjadi 'berisi' atau 'bernutrisi'. Tentunya tergantung dengan bacaan yang kita baca. Apabila membaca hal-hal yang buruk tentu nutrisi buruk lah yang akan mengisi pikiran dan tubuh kita. Apabila membaca bacaan yang baik secara moral dan berisi pengetahuan tentu itu juga yang akan masuk ke dalam tubuh kita.

Penulis di Indonesia saat sekarang sudah banyak sekali, baik itu penulis buku secara fisik maupun penulis artikel di media online atau dunia maya. Pembaca pun ada banyak tipenya, bagi pembaca buku kebanyakan lebih tertarik dengan bacaan berbentuk sastra atau novel. Sisanya adalah pembaca komik terutama para pria karena mereka lebih tertarik yang bersifat visual atau mengutamakan indera penglihatan. 

Bagi Anda yang ingin mulai membaca buku, berikut adalah 5 buku novel asli karangan penulis Indonesia yang layak baca dan dikoleksi. Berikut daftarnya: 

1. Negeri 5 Menara - Ahmad Fuadi

Buku yang sudah diterbitkan dalam bahasa Inggris ini merupakan seri pertama dari trilogi Negeri 5 Menara (selanjutnya: Ranah 3 Warna, Rantau 1 Muara) dan meraih predikat "Indonesia's Most Inspiring Novel" (novel paling menginspirasi di Indonesia) yang juga meraih 'best seller'. Berkisah tentang Alif yang pada akhirnya meraih apa yang diimpikan hingga ke luar negeri meskipun pendidikan lanjutan yang ia tempuh bukan lewat jalur sekolah umum melainkan pesantren. 

Alif yang awalnya minder ternyata mampu berprestasi di kampus dan menjadi salah satu lulusan terbaik. Hal ini ia dapatkan antara lain akibat dari didikan pesantren yang tidak hanya mengajarkan agama saja, namun juga ilmu dunia lainnya. Ajaran pesantren yang disiplin, tak kenal kata menyerah dan penuh keyakinan membuat pribadi-pribadi lulusannya menjadi pribadi yang tangguh dan siap menghadapi tantangan apa pun meskipun di negara yang bukan mayoritas muslim. 

Buku ini layak baca dan koleksi karena berdasarkan kisah nyata sang penulis buku sendiri dan patut menjadi contoh serta inspirasi bagi banyak anak muda di Indonesia. 

2. Hidup Ini Keras, Maka Gebuklah! - Prie GS  


Novel ini merupakan gabungan dari 3 novel laris karya Prie GS yaitu Ipung 1, Ipung2, dan Elegi Surtini dan Ayunda. Mengisahkan seorang anak SMA berasal dari desa yang lulus masuk sekolah di kota. Ia yang kampungan, kurus, dan pas-pasan harus bersaing dengan anak kota yang gaya dan tajir. Uniknya anak ini, yang bernama Ipung, tidak minder atau rendah diri. Ia mengandalkan kekuatan otaknya yang cerdas untuk mengatasi segala masalah yang ada baik di sekolah maupun kehidupan pribadinya. 
Novel ini layak koleksi dan baca karena mengandung pelajaran-pelajaran hidup, bagaimana kita harus bersikap terhadap masalah dan bagaimana sikap kita setelah menyelesaikan masalah tersebut, yaitu berserah diri.

3. Keajaiban Rezeki - Tasaro GK

Merupakan novelisasi dari buku-buku motivasi karya Ippho 'Right' Santosa yang mengandalkan kekuatan otak kanan dalam memaksimalkan pencarian rezeki di muka bumi ini. Berkisah tentang 5 orang pemuda yang tiba-tiba mengalami kejadian aneh dan misterius yang menggiring mereka kepada 'warisan nabi'. 

Buku fiksi ini layak baca dan koleksi karena mencoba untuk merealisasikan teori yang ada dalam buku-buku Ippho agar menjadi terasa nyata meskipun dalam bentuk karangan cerita yang ringan dan mudah untuk dicerna.


4. 99 Cahaya di Langit Eropa - Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra

Sebuah buku tentang perjalanan pencarian jejak-jejak Islam dari barat hingga timur Eropa selama 3 tahun berdasarkan pengalaman pribadi penulis buku ini. Berawal dari Austria, ke Paris, Spanyol, hingga Istanbul di Turki. Tentunya bagi umat Islam buku ini merupakan pengalaman dan pengetahuan baru, terutama bagi yang belum membaca atau melihat dokumentasi tentang perjalanan Islam di Eropa. 

Buku ini menjadi layak baca dan koleksi karena bukan hanya fiksi yang memuaskan imajinasi semata, namun berdasarkan bukti dan fakta yang ada di lapangan. 


5. Supernova: Intelegensi Embun Pagi - Dee Lestari

Merupakan seri terakhir dari Supernova (sebelumnya: KPBJ, Akar, Petir, Partikel, Gelombang) dan merupakan jawaban dari seri-seri sebelumnya. Apabila seri-seri sebelumnya lebih menitikberatkan latar belakang cerita dari masing-masing anggota gugus yang belum mengetahui siapa dirinya sebenarnya, IEP merupakan puncak dari kebertanyaan tersebut. 

Secara keseluruhan seri Supernova memperlihatkan kesungguhan dari seorang penulis untuk membangun cerita yang tidak hanya bermodal fantasi semata. Dapat dirasakan bahwa buku ini disusun setelah melalui penelitian baik itu studi literatur untuk bidang ilmu pengetahuan, maupun observasi langsung pada lokasi dimana latar cerita diambil. Bisa dibilang buku ini merupakan buku fantasi ilmiah dengan pendekatan budaya, utamanya Hindu dan Budha, dengan tidak mengesampingkan keberagaman pilihan relijiusitas seseorang. Dengan akhir yang terbuka, sepertinya Dee ingin membuka kesempatan dan kemungkinan untuk melanjutkan cerita tentang Supernova dengan judul seri yang baru.

Mengapa buku ini layak baca dan koleksi, karena jarang sekali penulis Indonesia yang dapat menghasilkan buku sebanyak 6 seri dengan jalinan cerita yang cukup menarik apalagi dibumbui dengan teori-teori mulai dari sosial, budaya hingga ilmu pengetahuan alam. Dengan catatan, pembaca haruslah berusia 17 tahun ke atas karena ada beberapa adegan yang membutuhkan pemikiran dewasa.


Selamat membaca!


sumber gambar:
tribunnews.com

sumber inspirasi:
http://webcapp.ccsu.edu/?news=1767&data
http://www.thejakartapost.com/news/2016/03/12/indonesia-second-least-literate-61-nations.html